Sunday, June 27, 2010

sakit rasanya diUSIR


Saya memang bukan siapa-siapa di antara mereka. Saya juga memang dianggap tidak penting bagi mereka. Saya hanya bisa mengintip secelah karena itu yang kamu berikan atas mereka untuk saya. Sekarang saya tidak ingin bersuara terlebih dahulu. Saya akan menoleh jika kamu memanggil saja. Saya sudah lelah memanggil kamu sementara kamu tidak ingin menoleh kepada saya. Jadi, untuk apa???

Celebrity Wallpaper, Megan Fox

Megan Fox - High Quality - 1600x1200
Megan Fox lingerie pictures

Friday, June 25, 2010

Mount Rainier, Washington - Hd Backgrounds


tangan KETIADAAN




"Kamu tahu kenapa aku harus bertemu dan kenal dengan kamu?"
"Tidak tahu."

.....................................................................
"Kurasa karena ada sesuatu yang menyecerkanmu di tengah jalan yang aku lewati, dan aku memungutnya."
"Apa sesuatu itu?"
"Sesuatu yang akan kita cari sampai kita mati. Sesuatu yang hingga pada akhirnya akan kita sudahi dengan alasan titik terendah dan tertinggi di dalam kepala ini lelah."
"Apa itu?"
"Titik terendah dan tertinggi dalam kepala kita. Ketiadaan."
"Ketiadaan yang menyecerkan saya?"
"Iya."
"Sakit sekali."
"Dan ternyata kita juga ketiadaan yang ada. Aku jadi bingung.. Kalau begitu kenapa kita harus ada? Apa yang menjadi tujuan keadaan kita?"
"Kata seseorang, 'Suka-suka ketiadaan'. Kata saya, 'Bodoh sekali saya ada'. Kata yang lain, 'Bukan urusan kita'".
"Iya juga barang kali. Aku hanya bisa mengatakan 'ya' sambil bicara ringan tentang bumi yang tua atau kita yang menua lalu mendua. Mari bersorak."
"Sekarang, apa hubungannya dengan pertanyaan kamu di awal?"
"Ya, mungkin semuanya mengalir pada muara yang sama, Zai. Menua lalu tiada. Apakah itu tidak penting menurutmu?"
"Tidak. Yang saya butuhkan cuma substansi."



Kemudian saya memejamkan kembali kedua mata ini sambil memeluk lengannya. Besok saya harus mempresentasikan makalah puluhan tahun Dr. Peck di ruangannya, seorang psikiater yang rasanya ingin saya bunuh karena telah "menelanjangi" saya dengan tajamnya akan arti spiritual bagi hidupnya. Dr. Peck, saya tidak sabar ingin bertemu denganmu besok.
Whoooaaaahh...
-------------------------------------------------------------------------------------

Sebelum dan BERIKUTnya...



Dulu saya suka selingkuh saat saya merasa kosong pada satu titik. Sekarang saya tidak suka selingkuh saat saya merasa mulai kosong di hampir satu titik. Dulu saya tidak tahan kalau disakiti. Sekarang saya ingin menahan apa yang disakiti. Dulu saya selalu minta untuk dipuja. Sekarang saya tidak ingin dipuja-puja. Pernahkah saya bangga dengan sebuah kesalahan? Ya, pernah. Dulu saya bangga dengan semua kesalahan saya. Tapi, sekarang saya hanya mendiamkan kesalahan saya. Saya biarkan semua itu berlalu dengan bisu. Saya biarkan semua itu terpendam dalam diam. Sekarang yang saya tahu adalah apa yang harus saya lakukan karena dulu saya tidak pernah tahu apa yang harus saya lakukan. Saya ingin dicari dan selalu ingin dicari karena saya ingin merasa berarti. Saya selalu mencari karena saya merasa pasti saya berarti. Suatu saat nanti ada sebuah cerita panjang yang akan membuat dunia ini merasa dibohongi oleh saya karena saya selama ini menyimpan sebuah "arti" bagi diri yang berarti. Apalah artinya arti jika tidak berarti? Saya pasti berarti bagi yang punya hati beserta isi. Saya adalah arti itu sendiri.



Romo, tolong dibaca. Ini surat untuk Romo tentang air mata yang kesakitan...

Wednesday, June 23, 2010

Bora Bora -Travel Wallpapers


JAWABAN yang tertunda, TAKE.


Seorang sahabat bertanya, "Bagaimana bisa kamu bahagia dengan Cinta dan Tuhan?
Hmm...bagaimana saya harus menjawabnya ya? Saya mungkin sering terlihat layaknya orang yang sedang belajar menjadi ateis, lebih ekstrimnya belajar menjadi sok ateis. Mengapa bisa begitu? Saya juga tidak tahu mengapa ada yang berpendapat seperti itu. Padahal saya baik-baik saja. Saya hanya bersikap sewajarnya yang saya rasa walaupun tak wajar di mata orang lain. Saya juga tahu harus bisa mengambil jalan tengah untuk tetap toleransi dengan perasaan orang lain. Saya juga tidak mau dirugikan karena harus mengikuti maunya orang lain. Saya bukan budak pikir

Belajar dari semua yang sudah terjadi dengan berbagai manusia yang sudah saya kenal bahkan ada yang berangsur-angsur sengaja saya lupakan, merupakan hal yang sangat privasi jika harus ada yang beranggapan kalau saya butuh dibedah. Untuk apa? Tidak ada yang pantas dibedah dari saya. Yang ada saya yang tersiksa. Perlahan-lahan saya membaca peta yang dulu sering saya campakkan karena menganggap itu tidak penting. Ternyata peta itu telah menjadi guru saya untuk mengawali semuanya. Bukan untuk mengakhirinya. Mengawali diri untuk mengenal hidup dan adaptasi yang sesungguhnya di balik semua yang manis tapi ternyata sadis. Saya tidak ingin itu. Terlalu keras jadinya.

Tuhan, adalah lingkaran saya. Dia berputar hanya di wilayah saya melangkah. Kemana pun saya menoleh, Tuhan akan tetap saya rasa. Ada yang merasa tidak kalau Tuhan itu candu? Bagi saya itu ya, jawabnya. Tuhan itu candu. Mungkin tak terlihat noktah-noktah ketergantungan saya kepada Tuhan. Ada media tersendiri yang membuat saya tidak mau melepaskan tangan Tuhan.

Cinta, adalah membebaskan. Ya, suatu ketika saya berkata, "Cinta itu membebaskan. Membebaskan dari yang tidak baik. Membebaskan dengan yang baik-baik." Saya belajar mencintai. Tapi, gagal. Dicintai? Itu sangat simpel. Mencintai itu butuh segalanya. Pertanyaannya, "Bisakah saya mencintai dunia spiritualnya?" dan si Egois pun memandang saya dengan sinisnya.

Dua hal itu adalah pelajaran untuk hidup saya yang baru. Saya memang sakit. Tapi, bukan berarti saya tidak dapat sembuh. Sekarang beginilah adanya. Dunia saya dengan kesendirian saya mampu melahirkan manifestasi yang tak bisa dinilai oleh apa pun. Saya akan menggenggam itu. Kalau kata Jay-Z, "I just Focus."

Take, ini jawaban saya. Sekarang izinkan saya mengucapkan terima kasih banyak kepada kamu karena telah menghabiskan detik-detik saat itu untuk detik-detik berikutnya.

Celebrity Pics - Rihanna